SELAMAT DATANG DI BLOG PONTREN DARUL QUR'AN CIMALAKA

KAMI SENANG ANDA DAPAT BERSILATURAHMI MELALUI BLOG KAMI 

VOKAL GROUP 'ARABI SANTRI DQ

VOKAL GROUP 'ARABI SANTRI DQ

MENERIMA SANTRI+SISWA BARU

TELAH DI BUKA PENDAFTARAN SANTRI-MURID BARU PONTREN DARUL QUR'AN TAHUN AJARAN 2012-2013 UNTUK PROGRAM: MTs TERPADU DQ + NYANTRI; NYANTRI + SEKOLAH FORMAL DI LUAR PONTREN; PAUD-TK ISLAM PLUS; DINIYAH TAKMILIYAH

Rabu, 18 Juni 2008

Khutbah 'Idul Fitri 1428

DI MESJID AGUNG KAB. SUMEDANG

MERAIH TIGA GELAR "KESARJANAAN"
DARI UNIVERSITAS TERPADU



Oleh:
Drs.CECEP PARHAN MUBAROK, M.H
Pimpinan Pontren Darul Qur’an Cimalaka
Hakim Peradilan Agama


KHUTBAH IDUL FITRI 1428 H
MERAIH TIGA GELAR "KESARJANAAN"
DARI UNIVERSITAS TERPADU
Oleh: Cecep Parhan Mubarok


اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ,
اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ, وَ ِللهِ الْحَمْد.ُ
اللهُ أكبر عَدَدَ مَا أَفَاضَ وَأَنَْعَمَ، الله أكبر ، مَا تَوَالَتَ الْعَطَايَا وَالنِّعَمُ ،
اللهُ أكبر ، عَدَدَ مَا تَفَضَّلَ وَتَكَرَّم, الله أكبر ، عَدَدَ مَنْ شَكَرَ وَأَكْرَمَ،اللهُُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ، لاَ اِلَهَ إِلاَ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ ،
اَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ.

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَمَدَّ أَوْلِيَاءَهُ بِالتَّوْفِيْق، وَأَلْهَمَهُمْ كَلِمَةَ الْحَقِّ وَالتَّصْدِيْقِ ، وَأَرْشَدَهُمْ إِلَى أَوْضَحِ مَحَبَّةٍ وَطَرِيْقٍ، وَجَعَلَهُمْ بِرَحْمَتِهِ خَيْرَ أُمَّةٍ وَفَرِيْقٍ ، أَحْمَدُهُ عَلَى النِّعْمَةِ الَّتِى بِهَا حَبَانَا ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى الْمِلَّةِ الَّتِى إِلَيْهَا هَدَانَا، أَشْهَدُ أَنْ َلاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُوَحْدَهُ َلاشَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ .

أَمَا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله، اِِتَّقُواالله،َ وَأُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Allahuakbar 3X, walillahilhamd
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan kenikmatan kepada kita dalam jumlah yang banyak, salah satunya adalah nikmat Iman dan Islam sehingga bisa kita nikmati ibadah Ramadhan yang baru saja kita lewati dan ibadah shalat Idul Fitri pada pagi ini. Semoga apa yang kita laksanakan selalu mendapat ridha dari Allah Swt, amin.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat dan para penerusnya hingga hari akhir nanti.
Berakhirnya bulan Ramadhan kemarin sore membuat pada jiwa kita muncul dua perasaan sekaligus yakni sedih dan gembira. Kita sedih karena Ramadhan terasa begitu cepat berlalu, padahal belum banyak rasanya amal shalih yang seharusnya kita lakukan. Sedangkan tahun depan belum tentu Ramadhan bisa kita masuki kembali, bukan karena dia tidak akan datang lagi, tapi persoalannya belum tentu usia kita sampai pada Ramadhan tahun yang akan datang. Atau kalaupun kita sampai pada Ramadhan yang akan datang tentu memontumnya akan lain dengan yang telah kita lewati saat sekarang.
Meskipun demikian kita juga gembira karena dengan ibadah Ramadhan yang kita laksanakan, ada harapan besar yang bisa kita raih, yakni ampunan dosa dari Allah (Ghufira lahu ma taqaddama min dzambih) dan dikembalikan kita seperti saat baru dilahirkan dari rahim sang bunda tercinta (Kayauma waladathu ummuh) sehingga bukan hanya dosa terhapus, tapi kita kembali kepada kebeningan hati nurani kita (fitrah) dengan memiliki tauhid atau aqidah yang mantap, yang pada gilirannya menempatkan kita dalam derajat Muttaqien sebagai gelar yang tertinggi yang diberikan oleh sang khalik Allah ‘Azza wa Jalla kepada orang yang diterima dan lulus menyelesaikan tarbiyah Ramadhan.
Pada pagi ini, kita pun bertekad untuk memanfaatkan sisa waktu dalam kehidupan ini untuk mempertahankan dan sekaligus meningkatkan ketaqwaan dan pengabdian kita kepada Allah Swt, hari ini 1 Syawal yang memiliki makna peningkatan merupakan start atau saat memulai kembali langkah-langkah peningkatan itu.

Allahu Akbar 3X Walillaahilhamdu.
Jamaah Shalat Ied Rahimakumullah.
Ibadah Ramadhan yang baru saja kita lewati pada hakikatnya adalah tarbiyah untuk imaniyah (pembinaan iman) agar keimanan itu menjelma menjadi ketaqwaan kepada Allah Swt, karenanya bulan Ramadhan sering disebut sebagai syahru al-riyadhah (bulan latihan). Prof. Dr. Wahbah al-Zuhaili seorang guru besar fi Kulliyatissyari’ah Universitas Damaskus Syiria dalam kitabnya al-fiqhul Islmi wa adillatuh menyebut Ramadhan sebagai Madrasah khalqiyah Kubra (Sekolah pembinaan karakter yang sangat besar), Dr. Syeh Yusuf al-Qardhawi menamainya sebagai Madrasah Mutamayyizah (Sekolah Pavorit), dan di sini khatib mempunyai asumsi bahwa Ramadhan adalah Al-Jami’ah al-Mutakamilah al-Syumuliyah yaitu Suatu Univertas Unggulan yang Terpadu. Kenapa Demikian?
Karena Ramadhan dengan berbagai muatan kurikulum dan silabusnya dapat meluluskan manusia-manusia yang unggul (exelen) dengan menyandang gelar kesarjanaan yang langsung diberikan oleh Maha Rektor yaitu Allah Azza wa ‘Alla. Adapun Gelar-gelar itu diantaranya adalah al-Maghfuuriin pada Strata Pertama (S1), al-‘Aidiin wal faizin pada Strata Kedua (S2), al-Muttaqien pada Strata yang ketiga (S3).
Hadirin Sidang ‘Ied Yang dimulyakan Allah
Gelar-gelar dalam strata-strata yang telah disebutkan tadi adalah gelar yang secara explisit maupun implisit disebut dalam al-Qur’an dan Hadits Rasulullah.
Yang Pertama: Gelar Al-Maghfuriin adalah gelar bagi orang-orang yang mendapat ampunan Allah dari dosa-dosanya yang telah lalu karena telah melaksanakan ibadah puasa dan Taraweh serta amaliyah-amaliyah lainya dengan baik dan benar. Rasulullah Saw bersabda dalam dua redaksi hadits berikut ini:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (متفق عليه)
Artinya: Barang siapa yang puasa di bulan ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridha Allah, maka pasti akan diampuni dosanya yang telah lalu.
Kemudian Hadits Rasul yang berbunyi:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ اِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (متفق عليه)
Artinya: Barang siapa yang qiyam (shalat taraweh, memperbanyak shalat malam, membaca al-Qur’an) di bulan ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridha Allah, maka pasti akan diampuni dosanya yang telah lalu.

Dari dua hadits ini dapat dipahami dengan jelas bahwa secara ideal dan bukan rekayasa untuk meluluskan sarjana dengan gelar yang disandang al-Maghfuuriin maka seseorang haruslah melaksanakan puasa yang ideal pula, dimana disamping harus sesuai dengang rukun dan syaratnya secara Syar’i/fiqhi juga melaksanakannya dengan penuh keikhlasan atas landasan panggilan iman dan mengharapkan ridha Allah semata. Dengan kata lain puasanya juga harus dihiasi oleh akhlak yang baik dan hati yang tulus tidak dikotori oleh keyakinan keyakinan yang dapat merusak ibadahnya. Sebab berkenaan dengan rusaknya puasa kita telah diantisipasi dengan peringatan Rasulullah melalui haditsnya:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ اِلَّا الجُوْعُ وَالعَطْسُ
Banyak orang yang berpuasa, tetapi dengan puasanya tidak mendapat apa-apa kecuali hanya mendapatkan lapar dan dahaga.

Kedua adalah Gelar al-‘Aidin. Gelar ini adalah gelar yang biasa menjadi ungkapan do’a orang-orang yang merayakan ‘iedul fitri (lebaran) seperti saat ini, tentu diucapkan kepada orang yang telah melaksanakan ibadah puasa sebagai ikhtiar bathiniyah setelah melaksakanan ikhtiyar lahiriyah berupa ibadah puasa itu sendiri. Do’a itu antara lain terungkap dalam jumlah du’aiyyah sebagai berikut:
تقبل الله منا ومنكم صيامنا وصيامكم وجعلنا من العا ئدين والفائزين
“Semoga Allah menerima ibadah puasa kita dan ibadah puasa kalian, dan mudah-mudahan Allah menjadikan kita dari golangan orang orang yang kembali kepada kesucian dan orang-orang yang mendapat kebahagian”.
Dari redaksi jumlah du’aiyyah yang teruntai indah tadi, kita mendapati kata al-‘Aidin artinya adalah orang yang kembali kepada kesucian. Sesungguhnya secara redaksional ujung dari do’a tersebut yaitu: وجعلنا من العا ئدين والفائزين tidak didapatkan secara ma’tsurah dari Rasulullah Saw, akan tetapi secara tersirat (implisit) semangat do’a tersebut adalah merupakan ekspresi dari cita-cita luhur sebuah gelar yang ideal dari hadits Rasulullah Saw yang menyatakan:
Bahwa orang yang berpuasa akan terlahir seperti hari dimana ia baru dilahirkan dari kandungan ibundanya. Yang kemudian perayaan 1 syawwal disebut dengan ‘Iedul Fitri dan kita mengawali perayaan ini dengan niat melaksanakan shalat ‘idul fitri seperti yang telah kita laksanakan tadi. Sehingga do’a tadi bersesuailah dengan hadits dan situasi pada saat ini.
Dari sini jelaslah bahwa gelar al-‘Aidiin adalah gelar bagi orang-orang yang lulus dengan puasanya dari cengkraman dan belenggu hawanafsu yang melingkupinya dan ia berhasil memeranginya keluar dari pemikiran-pemikiran kotor/jahat yang mengkrangkengnya, sehingga ia kembali kepada kejernihan hati dan jiwa. yang digambarkan oleh hadits Rasullah seperti bayi yang baru lahir dari kandungan perut ibundanya. Demikian pula Allah Swt mensinyalir orang-orang yang suci ini seperti dalam firmannya surat al-Syamsi: 9-10
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
Artinya sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Hadirin Yang dimulyakan Allah
Kenapa orang yang telah berhasil menyelesaikan puasanya dengan baik dan benar diibaratkan bayi yang baru lahir?
Mari perhatikan karakter dan sifat dari bayi.
1. Bayi selalu bersikap jujur, kalau dia merasa sakit maka dia menangis tanpa pura-pura, kalau dia berbahagia maka senyum yang diberikannya adalah senyum yang tulus
2. Bayi itu tak kenal putus asa selalu optimis dan berusaha untuk maju, kendatipun telah mengalami kegagalan. Hal ini bisa dilihat pada karakter bayi ketika ia sedang belajar berjalan walaupun dia terjatuh bahkan bonyok sekalipun ia tidak kapok untuk terus melakukan sampai benar-benar ia dapat berjalan dengan lancar.
3. Bayi selalu menatap ke depan, bahkan ia tidak menghiraukan apa yang terjadi dibelakangnya. Ini adalah perlambang bahwa seseorang yang memiliki kesucian jiwa selalu husnudzdzan berbaik sangka dan menggapai peluang /prospek yang lebih baik.
4. Bayi mempunyai keingintahuan yang sangat tinggi, semua panca indranya difungsikan dengan untuk mengenal dan mengetahui segala sesuatu yang ada disekitarnya.
Gelar yang Ketiga adalah Muttaqien, ini adalah Gelar atau predikat yang tertinggi yang diperoleh oleh orang yang berpuasa di bulan Ramadhan dan melengkapinya dengan amaliyah – amaliyah yang lainnya sehinggga membentuk kesempurnaan secara evolusi pada bulan-bulan setelah Ramadhan, hal ini ditunjukan dengan shigat fi’il mudhari’lil hal wal mustaqbal (bentuk kata kerja sekarang dan akan datang) sebagaimana firman-Nya:
يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْن
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS 2:183).
Ibadah puasa yang telah diwajibkan kepada kita tidaklah berdiri sendiri. Ia merupakan satu kesatuan dari rukun iman dan rukun Islam. Puasa harus didahului dengan tujuan atau niat supaya tidak mendapatkan kesia-siaan. Tujuan puasa adalah pengendalian diri untuk menjaga fitrah kesucian jiwa dan kejernihan hati serta sekaligus untuk menghentikan segala bentuk penghambaan selain kepada Allah yang Maha Esa. Allah berfirman dalam hadits qudsi :
الصوم لي وانا أجربه
Puasa itu adalah milik-Ku dan Akulah yang akan membalasnya.
Hadirin Yang dimulyakan Allah.
Izinkanlah saya memberikan pemaknaan yang lain dari hadits qudsi di atas. Bahwa kata الصوم لي (puasa adalah milik-Ku) maksudnya puasa adalah kebiasaan dan amalan Allah karena Allah tidak makan, tidak minum dan tidak beristri. Maka apabila orang melaksanakan kebiasaan-Ku kata Allah dengan kurikulum dan metode yang telah ditetapkan oleh-Ku. انا أجربه Maka Aku akan menerima dan meluluskan pada pencapaian suatu keberhasilan yang sesungguhnya. Yaitu Predikat/Gelar Muttaqien. Karena Muttaqien adalah yang paling mulia (Istimewa) dalam pandangan-Ku. Allah berfirman dalam Surat al-Hujurat : 13
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Hadirin Rahamikumullah
Selanjutnya apakah kurikulum ilahiyyah yang telah Allah gariskan dalam pelaksanaan puasa itu?
Pertama: Bidang pengembangan disiplin. Seperti diantarnya kita harus tepat waktu memulai berpuasa, demikian pula ketika mengakhiri dengan berbuka berpuasa.
Kedua: Bidang Pengembangan Kecerdesaan emosi. Orang yang berpuasa dilatih untuk mengendalikan suasana hati, menahan nafsu amarah tidak boleh berselisih dan bertengkar. Suasana hati bisa sangat berkuasa atas wawasan, pikiran, dan tindakan seseorang. Bila sedang marah kita paling mudah untuk mengingat hal-hal atau kejadian-kejadian yang memunculkan dendam, mudah tersinggung, dan mencari-cari alasan logis sebagai pembenaran dan rasionalisasi penumpahan kebencian. Puasa adalah suatu pelatihan untuk menolak serta menyingkirkan pikiran jahat seperti ini, agar bisa tetap berpikir jernih dan bertindak secara positif dan produktif.
Ketiga: Bidang pengembangan Sosial dan Philanthrophy. Puasa memotifasi orang yang yang melaksankannya untuk mempunyai kepedulian sosial kepada sesamanya.. Ketika kita merasakan lapar dan dahaga maka kita teringat bagaimana rasa lapar dan haus pada hari kiamat, sehingga memotifasi kita bersedekah kaum fuqara dan masakin, selainkan kita juga diwajibkan untuk mengakhiri puasa kita dengan zakat fitrah. Amaliyah sunnah lain juga oleh Rasulullah dianjurkan untuk memberikan makanan sekeder berbuka puasa.
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرُ أَنَّهُ لَا يُنْقَصُ مِنْ أَجْرِ صَائِمٍ شَيْئٌ
Barang siapa yang memberikan makanan buka puasa kepada orang yang puasa, maka baginya pahala yang sama dengan tidak kurang sesuatupun pahala orang yang melaksanakan puasa.
Keempat: Bidang pengembangan IQ (intelektual), diantaranya kita dianjurkan banyak tadarrusan Al-Quran, membaca alqur’an, menggali makna-makna dan isi kandungan Al-Qur’an. Alhamdulillah pada bulan Ramadhan syiar Al-Quran lebih meriah, sehingga Ramadhan dijuluki syahrul Quran (bulan Al-Quran). Dalam al-Qur’an banyak kalimat-kalimat أفلا تعقلون- لعلكم تعقلون – لعلكم تفكرون. Kalimah-kalimah ini merupakan motivasi bagi ummat islam supaya mengembangkan kemampuan intelektualnya melalui penggalian nilai-nilai ilmiyah dan isyarat-isyarat ruhaniyah. Yang pada gilirannya akan membentuk sumber daya insani muslim yang unggul spiritual dan intelektualnya.

Allahuakbar 2X, walillahilhamd
Jamaah majelis Idul Fitri rahimakumullah
Inilah dari sebahagian kecil kurikululum Ilahiyyah di Universitas Ramadhan, yang sudah tentu masih banyak lagi pengembangan kurikulum-kurikulum lainnya baik menyangkut kebutuhan jasmaniyah maupun ruhaniyah. Sehingga pantaslah pada gilirannnya Universitas Terpadu Ramadhan dapat memberikan minimal tiga gelar “kesarjanaan” sekaligus diraih dalam waktu yang relatif singkat, efektif dan efessien. Akan tetapi gelar tersebut menuntut penyandangnya untuk mengaplikasikan dan mengimplementasikannya secara konsisten dan berkesinambungan dalam mengisi dan menatap masa depan yang lebih cemerlang.
Hadirin Sidang ‘ied Rahimakumullah
Akhirnya. sebuah pertanyaan sebagai simpulan dari khutbah ini patut kita renungkan, sudahkah kita meraih gelar kesarjana itu? Atau inginkah kita meraih dan mempertahankan gelar kesarjanaan itu. Tentu saja apabila orang sudah memahami dan menyadari pentingnya tujuan ibadah puasa, niscaya dia akan merindukan kembali datangnya bulan Ramadhan.
Mengakhiri khutbah ini saya sampaikan firman Allah dalam sebuah hadits qudsi yang artinya:
Seorang hamba akan mendekatkan diri kepadaku, hingga aku mencintainya, dan bila aku mencintainya, Ia menjadikan pendengaranku yang digunakannya untuk mendengar, penglihatanku yang digunakannya untuk melihat, tangan-Ku yang digunakannya untuk bertindak, serta kaki-Ku yang digunakannya untuk berjalan.
Ya Allah,pagi ini Engkau saksikan ummat yang biasanya bercerai berai berpadu memuji keagungan-Mu. Pagi ini, ummat yang biasanya melupakan-Mu, datang bersimpuh dihadapan-Mu, Pagi ini, ummat yang sering mengabaikan firman-Mu, berusaha untuk kembali kepada-Mu. Ya Allah inilah hamba-hamba-Mu yang lemah, yang terseret hawa nafsu, yang diperbudak dunia, yang bergelimang dosa, berserah diripada-Mu. Terserah pada-Mu jua,Ya Allah, apakah engkau terima pengakuan dosa kami atau engkau timpakan murka-Mu pada kami. Ya Gaffur Ya Rahiim. Ampuni dan sayangi kami, orang tua kami, para pemimpin kami yang selalu tunduk dan pasrah kepada petunjuk dan syari’at-Mu

جعلنا الله وإياكم من العائدين والفائزين اللأمنين وأدخلنا وإياكم في عباده الصالحين وقل رب اغفر وارحم وأنت أرحم الرحمين