SELAMAT DATANG DI BLOG PONTREN DARUL QUR'AN CIMALAKA

KAMI SENANG ANDA DAPAT BERSILATURAHMI MELALUI BLOG KAMI 

VOKAL GROUP 'ARABI SANTRI DQ

VOKAL GROUP 'ARABI SANTRI DQ

MENERIMA SANTRI+SISWA BARU

TELAH DI BUKA PENDAFTARAN SANTRI-MURID BARU PONTREN DARUL QUR'AN TAHUN AJARAN 2012-2013 UNTUK PROGRAM: MTs TERPADU DQ + NYANTRI; NYANTRI + SEKOLAH FORMAL DI LUAR PONTREN; PAUD-TK ISLAM PLUS; DINIYAH TAKMILIYAH

Rabu, 27 Januari 2010

TAFSIR SURAT AL BAQARAH 89-98

89 baqarah-Tafsir Al
وَلَمَّا جَاءهُمْ كِتَابٌ مِّنْ عِندِ اللّهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ وَكَانُواْ مِن قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُواْ فَلَمَّا جَاءهُم مَّا عَرَفُواْ كَفَرُواْ بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّه عَلَى الْكَافِرِينَ
Dan setelah datang kepada mereka Al Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la'nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.
Tafsir Ibnu Katsir
Allah Ta'ala berfirman,
"Dan setelah datang kepada mereka"
yakni kepada kaum Yahudi,
"Kitab dari sisi Allah"
berupa Al-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad saw.
"yang membenarkan apa yang ada pada mereka"
yaitu kitab Taurat.
"Padahal sebelumnya mereka memohon kemenangan atas orang-orang kafir."
Maksudnya, sesungguhnya mereka--sebelum kedatangan Muhammad saw. yang membawa Al-Qur'an--meminta tolong dengan kedatangan Muhammad guna mengalahkan musuh-musuhnyayang musyrik tatkala mereka berperang. Mereka mengatakan bahwa pada akhir zaman akan diutus seorang nabi, "Kami bersama-sama dengan dia akan memerangi kalian seperti halnya memerangi kaum Irani dan 'Aad." Muhammad bin Ishak mengatakan dengan sanadnya dari Ikrimah atau sanad yang menyambung kepada Said bin Jubeir, dari Ibnu Abbas, "Kaum Yahudi mengharapkan pertolongan seorang nabi, sebelum dia diutus untuk mengalahkan kaum Aus dan Khazraj, tetapi setelah Allah mengutus nabi itu dari bangsa Arab, maka mereka mengkafiri dan mengingkari apa yang dahulu mereka katakan mengenai dia. Maka Mu'adz bin Jabal, Basyar bin al Barra' bin Ma'rur, dan Daud bin Salamah berkata kepada mereka, 'Hai Kaum Yahudi, bertakwalah kepada Allah dan masuklah kepada Islam. Sesungguhnya dahulu kamu mengharapkan pertolongan untuk mengalahkan kami melalui kebesaran nama Muhammad saw. ketika kami masih sebagai orang musyrik, dan kamu pun memberitakan kepada kami bahwa Muhammad akan diutus sebagai nabi dan kamu menjelaskan sifat-sifatnya.' Maka Salam bin Musykam, warga bani Nadhir, berkata, 'Dia (Muhammad) tidak datang kepada kami membawa berita yang sudah kami kenal dan berita itu pun bukan yang dahulu kami ingatkan kepadamu, yaitu berkaitan dengan firman,
"Setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui mereka lalu ingkar, maka laknat Allahlah atas orang-orang kafir."
بِئْسَمَا اشْتَرَوْاْ بِهِ أَنفُسَهُمْ أَن يَكْفُرُواْ بِمَا أنَزَلَ اللّهُ بَغْياً أَن يُنَزِّلُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ عَلَى مَن يَشَاء مِنْ عِبَادِهِ فَبَآؤُواْ بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُّهِينٌ
Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.

Tafsir Ibnu Katsir
"Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah,"
As-Sadi berkata, "Alangkah buruknya kekafiran terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Rasulullah saw. yang mereka tukarkan untuk diri mereka sendiri, lalu mereka meridhainya dan beralih kepadanya, sebagai ganti dari membenarkan, mendukung, dan menolongnya.
"karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya."
Sesungguhnya yang mendorong mereka berbuat demikian ialah iri, dengki, "dan kebencian karena Allah menurunkan sebagian karunia-Nya kepada orang yang dikehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Tiada kedengkian yang lebih besar selain daripada ini." Sehubungan dengan
"murka sesudah (mendapat) kemurkaan",
Ibnu Abbas berkata, "Allah memurkai mereka lantaran mereka telah menyia-nyiakan Taurat yang mereka miliki dan Dia memurkai mereka lantaran mereka kafir kepada seorang nabi yang diutus kepada mereka. Maka mereka berhak, harus, dan mesti mendapat kemurkaan di atas kemurkaan.
"Dan bagi orang-orang kafir itu azab yang hina."
Tatkala kekafiran mereka itu disebabkan oleh dengld dan iri yang timbul dari sikap sombong, maka mereka dibalas dengan kehinaan dan kekerdilan di dunia dan akhirat, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina." (al Mu'min ayat 60)


وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُواْ بِمَا أَنزَلَ اللّهُ قَالُواْ نُؤْمِنُ بِمَآ أُنزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرونَ بِمَا وَرَاءهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقاً لِّمَا مَعَهُمْ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنبِيَاء اللّهِ مِن قَبْلُ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
• Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Qur'an yang diturunkan Allah," mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al Qur'an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Qur'an itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?"
Allah Ta'ala berfirman,
"Dan apabila dikatakan kepada mereka",
yakni kepada kaum Yahudi dan sebangsanya dari kalangan Ahli Kitab,
"Berimanlah kamu kepada apa yang diturunkan Allah"
kepada Muhammad saw., benarkanlah, dan ikutilah dia!
"Maka mereka berkata, 'Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami.' Mereka mengatakan, 'Cukuplah bagi kami dengan beriman kepada Taurat dan Injil yang diturunkan kepada kami, dan Kami tidak akan mengakui kitab selain itu.'" "Mereka kafir kepada apa yang diturunkan sesudahnya, padahal Al-Qur'an adalah hak yang membenarkan apa yang ada pada mereka."
Maksudnya, mereka mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepada Muhammad itu adalah hak serta membenarkan kitab yang ada pada mereka. Jadi, hujah itu mengalahkan mereka sendiri, sebagaimana Allah berfirman,
"Katakanlah, 'Mengapa kamu dahulu membunuh para nabi Allah, jika benar kamu adalah orang-orang yang beriman?'"
Artinya, jika kamu benar mengaku beriman kepada kitab yang diturunkan kepadamu, lalu mengapa kamu membunuh nabi-nabi yang datang kepadamu dengan membenarkan Taurat yang ada padamu, berhukum kepada isinya, dan tidak mengubahnya, sedang kamu mengetahui kebenaran mereka^ Kamu membunuh mereka karena iri, dengki, dan sombong kepada rasul-rasul Allah. Kamu hanya mengikuti hawa nafsu, pendapat, dan keinginanmu belaka.
وَلَقَدْ جَاءكُم مُّوسَى بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِن بَعْدِهِ وَأَنتُمْ ظَالِمُونَ
Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mu'jizat), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim.
"Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat)."
Yakni, ayat-ayat yang jelas dan dalil-dalil yang qath'i menunjukkan bahwa tiada tuhan melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah rasul Allah. Yang dimaksud dengan "ayat-ayat yang jelas" ialah mukjizat berupa badai, belalang, kutu, katak, darah, tongkat, tangan, terbelahnya lautan, naungan ghamam (awan), manna, salwa, batu yang memancarkan air, dan mukjizat lainnya yang mereka saksikan.
"Kemudian sepeninggalnya"
yakni setelah Musa pergi ke gunung untuk bermunajat kepada Allah,
"Kamu menjadikan anak sapi sebagai sesembahan selain Allah, sedang kamu berbuat zalim"
karena perbuatan yang telah kamu lakukan itu, padahal kamu mengetahui bahwa tidak ada tuhan melainkan Dia.
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُواْ مَا آتَيْنَاكُم بِقُوَّةٍ وَاسْمَعُواْ قَالُواْ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَأُشْرِبُواْ فِي قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ بِكُفْرِهِمْ قُلْ بِئْسَمَا يَأْمُرُكُمْ بِهِ إِيمَانُكُمْ إِن كُنتُمْ مُّؤْمِنِينَ
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengar tetapi tidak mentaati". Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat).
"Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu, (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!""
Allah Ta'ala merinci kesalahan, pelanggaran terhadap janji, kesombongan, dan berpalingnya kaum Yahudi dari-Nya sehingga Dia mengangkat gunung untuk ditimpakan kepada mereka sebelum mereka menerima perjanjian itu. Kemudian mereka melanggarnya. Oleh karena itu,
"mereka berkata, 'Kami mendengar tetapi kami durhaka"
Penafsiran ayat ini sudah dikemukakan pada Surah Al Baqarah ayat 63 dan Al Baqarah ayat 64
"Dan telah diserapkan ke dalam hati mereka kecintaan kepada anak sapi lantaran kekafirannya".
Abdurrazak mengatakan dari Qatadah, "Kecintaan kepada anak sapi telah meresap hingga menembus ke dalam hati mereka." Demikian pula penafsiran yang dikemukakan oleh Abu Al Aliyah dan Rabi' bin Anas. Hal ini senada dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanadnya yang sampai kepada Abu Darda, dari Nabi saw. beliau bersabda,
"Kecintaanmu kepada sesuatu akan membuatmu buta dan tuli."
(HR Abu Daud)
Firman Allah
"Katakanlah, 'Alangkah buruknya apa yang diperintahkan imanmu kepadamu, jika kamu orang-orang yang beriman'",
yakni betapa buruknya kekafiran kepada ayat-ayat Allah dan tindakan menyalahi para nabi yang kamu pegang teguh baik dahulu maupun keteguhan kekafiranmu kepada Muhammad saw. pada masa sekarang. Ini merupakan dosamuyang paling besar dan persoalan yang paling menyulitkanmu lantaran kamu kafir kepada penutup para rasul dan junjungan para nabi dan rasul yang diutus kepada seluruh manusia. Bagaimana mungkin kamu mengaku beriman, padahal kamu telah melakukan berbagai macam perbuatan jahat seperti mengingkari janji, kafir kepada Allah, dan menyembah anak sapi?
قُلْ إِن كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ الآَخِرَةُ عِندَ اللّهِ خَالِصَةً مِّن دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُاْ الْمَوْتَ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian(mu), jika kamu memang benar.
Tafsir Ibnu Katsir
Muhammad bin Ishak meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., Allah Ta'ala berfirman kepada Nabi Muhammad saw.,
"Katakanlah, 'Jika negeri akhirat itu hanya untukmu pada sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka dambakanlah kematian, jika kamu memang benar."'
Yakni, berdoalah supaya kematian menimpa salah satu kelompok -- apakah itu Yahudi atau Islam -- yang dusta. Mereka menolak seruan Rasulullah saw.
وَلَن يَتَمَنَّوْهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمينَ
Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya.
Tafsir Ibnu Katsir
"Dan sekali-kali mereka tidak akan mendam-bakannya untuk selamanya lantaran apa yang telah mereka lakukan. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang zalim."
Maksudnya, Allah mengetahui pengetahuan mereka ihwal akhirat dan kekafiran mereka terhadapnya. Seandainya mereka mendambakan kematian tatkala Nabi saw. menyerukannya, niscaya tidak akan tersisa seorang Yahudi pun di muka bumi melainkan dia mati. Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw. bersabda
"Seandainya kaum Yahudi mendambakan kematian, niscaya mereka akan mati dan mereka benar-benar akan melihat tempatnya di neraka. Seandainya orang-orang yang bermubahalah dengan Nabi saw. keluar, niscaya mereka akan kembali, tanpa akan menemukan keluarga dan harta-nya karena musnah."
(HR Bukhari)
Hal ini senada dengan firman Allah Ta'ala, "Katakanlah, 'Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mengaku bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah, bukan orang lain, maka dambakanlah kematianmu, jika kamu memang benar.' Mereka tidak akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim. Katakanlah, 'Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalui Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.'" (al Jumuah ayat 6, al Jumuah ayat 7, al-Jumuah ayat 8 Tatkala kaum Yahudi -- semoga laknat Allah atas mereka -- beranggapan bahwa diri mereka sebagai anak Allah dan kekasih-Nya serta mengatakan, "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani," maka mereka diajak ber - mubahalah dan mendoakan buruk kepada salah satu kelompok yang berdusta, baik itu kelompok muslim maupun Yahudi. Setelah mereka menolak ajakan itu, kelompok muslim yakin bahwa mereka zalim sebab jika kaum Yahudi merasa pasti dengan pengakuannya, niscaya mereka menjadi kelompok yang paling dahulu tampil melakukan mubahalah.
Tatkala mereka tidak mau, maka diyakinilah kebohongan mereka. Kejadian itu sama dengan kejadian sewaktu Nabi saw. mengajak utusan kaum Nasrani Najran untuk ber- mubahalah, padahal hujah telah mengalahkan mereka dalam berdebat, kesombongan, dan keingkarannya. Maka Allah berfirman, "Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datangnya ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya), 'Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita ber-mubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang yang berdusta.'" (Ali Imran ayat 61) Setelah kaum Nasrani men-dengar ajakan itu, maka sebagian orang berkata kepada yang lain, "Demi Allah, jika kamu ber-mubahalah dengan Nabi ini, niscaya kamu akan musnah dalam sekejap." Oleh karena itu, mereka cenderung kepada perdamaian dan menyerahkan pajak kepala dalam keadaan tunduk.
Demikianlah, sesungguhnya kaum Yahudi -- semoga laknat Allah terus-menerus menimpa mereka hingga kiamat -- menolak ber-mubahalah karena bagi mereka kehidupan itu demikian mulia dan berharga dan karena mereka mengetahui tempat kembali mereka yang buruk, setelalh mati. Oleh karena itu, Allah berfirman, "Sekali-kali mereka tidak akan mendambakannya untuk selamanya lantaran apa yang telah mereka lakukan. Dan Allah Malia Mengetahui kepada orang-orang yang zalim."
Al-Baqarah ayat 97
قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللّهِ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.
Firman Allah,
"Katakanlah, 'Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka sesungguhnya dia telah menurunkannya (Al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan izin Allah.'"
Yakni, barangsiapa yang memusuhi Jibril, maka ketahuilah sesungguhnya Ruhul Amin yang menurunkan Adz Dzikrul Hakim (Al-Qur'an) dari Allah ke dalam hatimu dengan seizin-Nya, dan Jibril adalah salah satu rasul Allah dari golongan malaikat, dan barangsiapa yang memusuhi seorang rasul, berarti dia memusuhi semua rasul. Sebagaimana halnya orang yang beriman kepada seorang rasul, maka keimanan itu mengharuskannya untuk mengimani rasul-rasul lainnya, sebagaimana firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasulnya, dan mereka hendak memisahkan antara Allah dan Rasul-Nya, serta mengatakan 'Kami beriman kepada sebagian rasul namun kami kafir kepada sebagian yang lain,'" maka mereka dihukumi sebagai orang kafir sejati lantaran mereka beriman kepada sebagian rasul dan kafir kepada sebagian yang lain. Demikian pula halnya orang yang memusuhi Jibril, maka dia adalah musuh Allah karena Jibril tidak akan turun membawa perintah atas kemauannya sendiri, tetapi turun atas perintah Tuhannya, sebagaimana Allah Ta'ala bertirman, "Dan tidaklah kami turun kecuali dengan perintah Tuhanmu."
Al-Bukhari meriwayatkan dalam sahih-nya dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Barangsiapa yang memusuhi waliku (penolongku), berarti dia menyatakan perang denganku." (HR Bukhari)
Oleh karena itu, Allah murka demi Jibril kepada orang yang memusuhinya. Allah berfirman, "Barangsiapa yang memusuhi Jibril, maka sesungguhnya dia telah menurunkannya ke dalam hatimu dengan izin Allah; ia membenarkan kitab yang ada padanya" berupa kitab-kitab terdahulu,
"sebagai petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang beriman,"
yakni petunjuk bagi hati mereka dan berita gembira bahwa bagi mereka adalah surga. Petunjuk dan berita gembira itu ialah bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana firman Allah, "Katakanlah, 'Ia sebagai petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman."
Al-Baqarah 98
مَن كَانَ عَدُوًّا لِّلّهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللّهَ عَدُوٌّ لِّلْكَافِرِينَ
Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.
Kemudian Allah berfirman,
"Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, para malaikat dan para rasul-Nya, Jibril serta Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir."
Maha Tinggi Allah dari orang yang memusuhi Zat, malaikat, dan para rasul-Nya. Yang dimaksud rasul-rasul-Nya meliputi rasul dari kalangan malaikat dan manusia. Sebagaimana Allah berfirman, "Allah memilih rasul-rasul di antara para malaikat dan manusia.
"Jibril dan Mikail"
merupakan 'athaf khas kepada 'aam, sebab keduanya merupakan malaikat yang dikategorikan ke dalam cakupan rasul. Kemudian, keduanya disebutkan secara khusus sebab redaksinya ihwal permintaan tolong kepada Jibril yang merupakan duta antara Allah dan para nabi-Nya. Jibril dibarengi dengan Mikail karena kaum Yahudi menyangka bahwa Jibril adalah musuh mereka, sedangkan Mikail adalah penolong mereka. Kemudian, Allah memberi tahu mereka bahwa barangsiapa yang memusuhi salah satu dari keduanya, berarti dia memusuhi yang lain juga memusuhi Allah.
=="Sesungguhnya Allah adalah musuh bagi orang-orang kafir."
Penggalan ini menyatakan yang zahir pada konteks mudhmar, sehingga tidak dikatakan fainnahuu, namun dikatakan fa'innallaoha... sebagaimana dikatakan oleh penyair,
"Saya tidak melihat kematian itu mendahulukan sesuatu Kematian itu mendatangi orang kaya maupun miskin"
Dalam ayat di atas Allah menampakkan nama-Nya tiada lain dimaksudkan untuk menegaskan makna di atas, menampakkan diri-Nya, serta memberi tahu mereka bahwa barangsiapa yang memusuhi wali (pembantu-Ku), maka Aku benar-benar menyatakan perang dengannya. Dalam hadits lain dikatakan,
"Sesungguhnya aku akan menuntut balas untuk para waliku, sebagaimana singa menuntut balas dalam pertarungan." (HR Bukhari)
Dalam hadits sahih dikatakan,
"Barangsiapa Aku menjadi musuhnya maka Aku memusuhinya."
(HR Bukhari)
Imam Abu Ja'far bin Jarir ath-Thabari rahimahullah berkata, "Para ahli ilmu sepakat dalam menakwilkan bahwa ayat ini diturunkan sebagai jawaban bagi kaum Yahudi tatkala mereka menduga bahwa Jibril merupakan musuh mereka, sedangkan Mikail adalah penolong mereka. Berkaitan dengan mereka, Allah menurunkan ayat 'Katakanlah, 'Barangsiapa menjadi musuh Jibril....'"

Tidak ada komentar: